Persoalan dan tantangan teratasilah oleh hikmat dari Tuhan, wujudkan sosok yang benar

Sabtu, 20 September 2014

Jangan Jadi Kristen Yang Pasif

Kalau orang yang sudah mengenal aku dengan baik pasti tau aku ini bagian dari organisasi Jaringan Informasi Mahasiswa (JIM) Kepri lebih khususnya lagi berada di DPC Tanjungpinang sejak 2,5 tahun yang lalu. Nah kegiatan JIM ini adalah sebagai pemberi informasi kepada masyarakat dan juga penyuara aspirasi masyarakat terhadap orang-orang diatas. Kebanyakan sih kegiatan berupa sosial dan aksi. Nah aksi ini terkait dengan demo sebagai bentuk kesadaran politik. Bukan karena karena kurang kerjaan.


Namun terkadang apa yang aku lakukan ini di tentang oleh teman-teman kampus lain yang bukan berorientasi politik.  Bahkan pernah aku datang dalam sebuah acara Natal salah satu kampus di Tanjungpinang 2 tahun lalu yang malah menentang keras dengan hal-hal  berbau demo bahkan sampai didoakan agar disadarkan. Halo... memangnya apa yang salah?

Lucu, bagiku ya kita kan sama-sama diajarkan dari sekolah minggu dulu kalau harus bekerja dan berdoa. Lalu ada juga ayat Alkitab yang mengatakan kalau iman tanpa perbuatan adalah mati. Lantas kalau diajarkan seperti itu dan aku melakukan hal ini apakah bertentangan? Aku malah ketawa ketika ada orang-orang yang hanya memikirkan segala sesuatu permasalahan dunia ini hanya bisa diselesaikan dengan doa dan puasa secara benar, dengan harapan orang lain yang akan menyelesaikannya gitu. Gak banget kan harus pasif gitu, itu sama saja dengan fanatisme terhadap agama. Dimana aplikasi kalian dari pesan alkitab kalau kita harus menjadi terang dan garam dunia?

Aku pernah baca dalam sebuah artikel yang berbunyi "...kita memang terang dan garam dunia seperti yang diajarkan Alkitab. Tapi coba bayangkan kita menjadi garam hanya diantara garam. Kita menjadi terang hanya diantara terang...". Ya ini memang kenyataan yang ada di depan mata orang-orang Kristen pada saat ini. Kebanyakan mereka hanya mau bergumul dengan sesama. Bahkan memandang sebelah agama lain. Apa gunanya kita diajarin menjadi garam kalau kita dimasukkan kedalam sayuran yang uda asin. Dan apa guna kita jadi lilin kalau kita berada di ruangan penuh cahaya.

Nah kembali lagi ke kawan kampus lain itu, sampai sekarang aku masih bingung. mereka mau kedamaian tapi hanya berdoa sampai air mata turun. Kenapa tidak mau aktif? Kenapa mau dan bangga menjadi Kristen yang pasif? Iman tanpa perbuatan itu mati, tapi mereka kebanyakan menafsirkan hanya sebatas berupa pelayanan saja, tapi tidak untuk dunia. Padahal banyak yang sudah berkata kalau dunia itu sudah jahat, banyak kegelapan. Halo justru disitu kita harus hadir, bukannya pasif bahkan mendoakan agar pemuda-pemuda seperti kami ini sadar.

Jujur saja aku bangga dengan tidak menjadi Kristen yang pasif seperti mereka, meskipun yang aku lakukan dipandang bakal menghancurkan hidup. So what?? Yesus aja dulu juga menentang sistem yang dibawa secara salah oleh imam-imam besar sampai Dia mati di kayu salib. 

Kalau cuma sekedar doa, anak kecil juga bisa. Tapi kalau berdoa dengan perbuatan untuk perubahan yang lebih baik berani tidak? Bukan hanya berkoar-koar di dunia maya pray for this, pray for that. Tunjukkan apa yang bisa lo buat untuk dunia men, bukan cuma buat Gereja doang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar