Persoalan dan tantangan teratasilah oleh hikmat dari Tuhan, wujudkan sosok yang benar

Selasa, 02 September 2014

Gadget Atau ...........

Hidup itu memang ribet, penuh rintangan. Kadang banyak aturan banyak larangan. Tapi itu hanya sebuah paradigma saja. Hidup ini tu simple banget bro. Kenapa aku bisa bilang begitu? ya wajar aja kita sekarang hidup di era globalisasi, zaman modern dengan teknologi yang tiap saat semakin berevolusi. Lebih cepat daripada evolusi manusia bahkan. Kemajuan zaman dalam hal teknologi memang terhitung cepat. Hanya butuh 1 abad semenjak revolusi industri dan buuum , welcome to the new world

Jadi ceritanya kemaren abangku baru beli smartphone sebut saja merek X, gak lama muncul X.1.1 alias anak nya. Dan dia langsung nyesel. Nanti pasti ga lama lagi muncul yang baru lagi. Ga usa muluk dah, aku masih ingat dimana ketika punya BB aja uda waw banget waktu SMA. 4 tahun kemudian aku masuk kuliah punya BB itu seperti punya hp biasa. Tukang rujak aja punya bahkan lebih bagus dari punya ku nah.

Jujur aja kalo aku tanya ke rekan-rekan sekalian siapa yang punya gadget? Ya terserah mau nokia, BB ato Andro kan semua itu gadget. Pasti semua ada, gadget menjadi suatu kebutuhan primer. Bangun tidur apasih yang dilihat pertama ama anak muda? Ya itu hp, ada sms ato mungkin BBM dari si bebeb. Syukur-syukur bukan pesan dari operator ato iklan layanan masyarakat. Semua lini kehidupan para pemuda/i zaman sekarang tergantung ama gadget. Ya gimana tidak kalo tahun 90-an dulu kita ibaratkan, mungkin semua aplikasi dalam sebuah gadget saja bisa menjadi banyak benda pada zaman itu. Untuk telepon dan mengirim pesan saja sudah 2 alat berbeda yang dibutuhkan. Kalender dan alarm saja sudah berbeda juga.

Aplikasi-aplikasi yang disediakan yang beraneka ragam terebut yang membuat hidup menjadi tergantung pada sebuah gadget kecil didalam saku atau tas. Bahkan alkitab juga tersedia dalam bentuk aplikasi. Nah begitu tergantungnya pada gadget seolah seperti barang itu menjadi bagian hidup yang kalo tidak ada sedetik saja digenggaman maka dunia hampa ceileeeh. 

Sekarang kalo aku nanya pada rekan-rekan, berapa kali memuji Tuhan hari ini? 

Bayangkan aja gadget sekecil itu diingat terus ama otak kita. Tetapi kalo untuk memuji  langsung Tuhan yaa otak berubah menjadi level lansia. Padahal kita dari sekolah minggu dulu diajarkan ama kakak-kakak pengajar kalo kita harus memuji dan memuliakan nama-Nya tiap saat. Memuji Tuhan itu simple banget padahal. Ga perlu peduli dengan apa yang orang bilang. Contoh kecil kalo bernyanyi di persekutuan ya menyanyi dengan hati sungguh-sungguh. Tapi banyak kok yang kelihatan masih ragu, malu bahkan ada yang segan hanya untuk memuji Tuhan. 

Se-simple apasih memuji Tuhan? Memuji Tuhan juga bisa melalui ucapan syukur. Bangun pagi "terima kasih Yesus sudah menjaga tidur ku malam ini", meskipun hanya diucap dalam hati. Jadi sebenarnya kalo kita bilang mana yang lebih penting gadget ato memuji Tuhan, ya jelas memuji Tuhan dong. Gile aja Dia uda kasih kita kasih karunia tiap saat tiap menit tiap hari melalui nafas kehidupan. Talenta juga yang Dia kasih buat kita. Berkat yang mengalir kayak kesehatan, finansial dan kru seperjuangan. 

Memuji Tuhan itu harus menjadi sesuatu yang penting bahkan kalo bisa menjadi hal yang kalo ga ada ato ga kita lakukan itu membuat resah. Sama seperti kalo kita ga megang hp sejam saja.

Kenapa memuji Tuhan itu penting?? 

Yang pertama, Tuhan menyukai puji-pujian kita. Buktinya? Tapi kan Tuhan menyukai persembahan? Nah loh coba liat Alkitab, ada kitab Mazmur. Apa isinya? Puji-pujian. Bahkan perlu diingat, bukannya Tuhan tidak menyukai persembahan, tapi puji-pujian itu adalah persembahan yang paling disukai Tuhan. Ingat ga cerita Yesus lahir? Yang pertama kali hadir adalah puji-pujian dari Malaikat. Nah kalo demikian ceritanya berarti kita harus selalu memberikan puji-pujian kepada Tuhan, namun bukan berarti dengan sesukanya. Bernyanyi memuji dengan tulus dari dalam hati.

Kedua, Tuhan tinggal didalam puji-pujian. Loh emang iya, orang yang suka memuji Tuhan yang didalam hatinya ada penyembahan hidup sepenuhnya kepada Dia, itu merupakan bait tempatNya bersemayam. Kita semua adalah gereja Tuhan. Pernah ga masuk gereja tapi hampa tanpa ada puji-pujian, jadi datang masuk langsung khotbah amin pulang? Gereja mana tuh. Kalo rekan-rekan searching di Alkitab buka deh Mazmur 22:4 kalo ga percaya.

Ketiga, Pujian membawa pengaruh. Ya penelitian menunjukan musik dan kejiwaan memiliki hubungan yang erat. Ketika galau, putar lagu sedih dengan lirik-lirik nya "aku sakit, aku sakit hati" ya iyalah makin jadi galau. Contoh lain di film-film horor yang beneran horor bukan horor Indonesia, ketika si hantu nongol pasti musik yang mengejutkan ato seram. Ato kalo kita nonton MDL 'masih dunia lain' musik latar ny dibuat deg-degan. Bayangkan aja pas hantu keluar ato pas uji nyali tapi lagu spongebob ato sinchan. Nah sama seperti kalo hidup kita penuh dengan puji-pujian. Di Alkitab banyak kisah mereka yang mengalami mujizat saat memuji Tuhan.

Jadi kalo sekarang dibandingkan ama gadget mana yang lebih penting???

Kemajuan teknologi itu emang kita perlukan, tapi jangan sampai hal itu menjadi sesuatu yang mengendalikan kita. Mindset tiap orang berpikir kita yang menggunakan gadget, tetapi sebenarnya kita dikendalikan. Ya kita jadi parno, kemana-mana kudu bawa Powerbank bahkan minjem-minjem kalo tidak ada. Membawa cas di tas. Sebegitu pentingnya kah dibandingkan dengan hanya memuji Dia yang memberi berkat? Toh sebenarnya kalo Tuhan mau dulu bisa saja Alexander Graham Bell tidak menemukan telepon, kan Dia mengetahui dari awal hingga akhir dunia. Tapi pasti ada maksud dan setiap hal memang ada maksud. 

Kemajuan teknologi ini bisa kita manfaatkan. Sederhananya ya lagu-lagu di Mp3player nya kalo bisa dominan lagu rohani. Ato seperti yang disebut tadi ada aplikasi Alkitab  untuk memudahkan, kan sekarang ada tu di aplikasinya renungan tiap hari. Jadi bukan hanya untuk sayang-sayangan sehingga lupa ama Tuhan.

So, dari sekarang jangan ampe lupa memuji Tuhan karena keasikan nge-gadget tiap hari

God Bless You ....


- wempi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar