Kadang bingung dengan Indonesia ini. Dibandingkan dengan negara-negara berkembang dan negara maju lainnya, mungkin kita lah yang memiliki jumlah partai melimpah. Padahal kalau dilihat secara visi, misi dan ideologi kurang lebih sama semua, tapi apa yang menyebabkan begitu banyak partai.
Mungkin, dan sepertinya sih bukan mungkin, kalau dilihat dari siapa petinggi partai-partai itu yaa kurang lebih adalah barisan sakit hati yang ketika di partai sebelumnya tidak dianggap kemudian mengumpulkan orang-orang yang senasib sepenanggungan kemudian mendirikan partai. Ada yang awalnya hanya mengatakan kalau mereka tidak akan menjadi partai tetapi hanya menjadi sebuah lembaga masyarakat. Yaah kemudian jadi deh, ga perlu sebut merk.
Kekuasaan yang menjadi incaran setiap personal di tiap-tiap pengurus partai. Wajar saja di Indonesia ini peluang mempertebal uang saku lewat pemerintahan itu sangat sangat mudah. Jumlah dewan yang katanya terhormat itu terjerat kasus korupsi saja besar. Bahkan juga jumlah kepala daerah (bisa dilihat di situs resmi KPK). Contohnya baru-baru ini, Gubernur Riau. Jadi kalau kita lihat mulai banyak sekarang yang menginginkan kekuasaan bagaimanapun caranya ya maklumin saja.
Kadang aku heran juga, ketika kampanye mereka dengan berapi-api akan menyuarakan suara rakyat, akan memperjuangkannya. Kemudian setelah terpilih malah tidak mendengarkan suara rakyat. Lebih seringnya sih mencari cara untuk mendatangkan kembali dana yang mereka keluarkan saat kampanye. Mungkin alasan inilah yang membuat koalisi merah-putih gencar bersemangat tanpa ragu-ragu untuk menjadikan pilkada lewat DPRD.